DREAM FOR FREEDOOM (D4F) - HANYA MENJUAL MIMPI

KAPOLDA : DREAM FOR FREEDOM (D4F) HANYA MENJUAL MIMPI

BENGKULU- Dream For Fredoom (D4F) sebuah kegiatan dengan menyetor sejumlah uang dengan janji keuntungan besar, masih menjadi perbincangan hangat di Bengkulu. Hal ini lantaran maso pro dan kontranya kegiatan menjanjikan keuntungan besar tersebut.

Di Acara Bengkulu Berdialog program baru RBTV, perdana digelar di Grage Hotel Bengkulu tadi malam (1/2) dipandu General Manager RBTV Dedy Wahyudi, SE, MM. Hadir sejumlah tokoh terkemuka di Provinsi Bengkulu, mulai dari penegak hukum, perbankan, MUI hingga tokoh Pers Bengkulu.

Kapolda Bengkulu Brigjend Pol M. Ghuforon memiliki analisa sendiri terhadap kegiatan berbentuk menghimpun dana ini. Dia menyebut dari data yang dimiliki Dream For Fredoom ini telah memiliki anggota sebanyak 40 ribu orang. Meski lembaga ini mengklaim merupakan  perusahaan resmi berbadan hukum dan membuka portal di internet dengan nama Promonesia, namun dari penelusuran polisi diketahui perusahaan yang menaungi kegiatan itu tidak bergerak dibisnis waralaba melainkan hanya sebuah Yayasan Sosial.

Jendral Bintang satu ini menegaskan sesuai namanya kegiatan ini cuma memberikan mimpi. Pasalnya dengan janji 14 hari sekali, mendapat bonus berturut-turut selama enam kali, untuk  enam putaran sudah pasti akan memunculkan deficit saldo untuk  meneruskan janji bonus. ‘’Makanya ini hanya menjual mimpi, ‘’ tukas Kapolda.

Meski begitu Kapolda mengaku tidak dapat menindak kegiatan ini lantaran tidak ada orang yang mengaku menjadi korban dari kegiatan Dream For Fredoom. ‘’Itu kesulitannya,’’ pungkasnya.

Sama halnya dengan Kapolda, Ketua PWI Provinsi Bengkulu, Zacky Antony, SH, MH juga ikut menentang dream for fredoom. Menurutnya kegiatan mencari keuntungan dengan tidak wajar, tanpa harus bekerja keras, dan dengan waktu yang singkat sama halnya dengan perbuatan korupsi. ‘Kegiatan ini mirip dengan korupsi kalau ada yang melakukan ini, ‘’ tandasnya.

Dia menganalisa seberapa banyak masyarakat yang akan rusak mentalnya, jika kegiatan ini terus berlangsung, yakni menawari keuntungan secara tidak wajar, dengan waktu yang singkat. ‘’Ini yang bisa kita analisa dari bisnis Dream For Freedom. ‘

Ketidakjelasan legalitas dan keragu-raguan dari Dream For Freedom ini makin kental, jika merujuk kepada pernyataan Ketua MUI Kota Bengkulu Rusdi Syam yang menyebut dalam AlquranhHalal itu jelas dan haram juga jelas.

Dalam hadis kata Rusdi, Nabi Muhammad SAW menyebutkan dipertengahan antara halal dan haram ada yang disebur subhat. ‘’Nabi berpesan jika subhat maka tinggalkan demi kehormatan dan kemuliaan agama,’’ ucap Rusdi.

Turut hadir dalam Bengkulu Berdialog, Kepala Kantor Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Bengkulu Bambang Himawan, Dirut Bank Bengkulu Wimran Ismaun, Kepala OJK Bengkulu Yan Syafri, Ustad Muda Rahmad Hidayat, Kapolres  Bengkulu AKBP. Ardian Indra Nurinta, dan Ketua Puskaki Melyan Sori.